Rabu, 24 November 2010

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT UKM PRODUSEN EKSPORTIR DAN UKM INDIRECT EKSPORTIR DI SUBSEKTOR INDUSTRI KERAMIK DALAM MELAKUKAN EKSPOR

Oleh:: Agunan P. Samosir

Rekomendasi

Dalam kondisi perekonomian Indonesia yang tidak menentu mengakibatkan perusahaan-perusahaan besar mengalami kebangkrutan dan kehancuran. UKM PE dan UKM IE, justru dapat bertahan dan menghasilkan devisa. Disamping itu, sektor UKM melalui perannya mampu menjadi penggerak perekonomian daerah/lokal dalam penciptaan lapangan kerja dan lapangan usaha baru. Untuk itu, ada beberapa langkah yang kiranya yang perlu ditempuh pemerintah pusat dan daerah untuk mengembangkan sektor riil pada UKM yang bergerak di industri kerajinan khususnya produk keramik, dan produk rotan adalah sebagai berikut:

Ketersediaan bahan baku keramik (tanah liat), perlu diupayakan dari daerah lain yang masih memiliki sumber daya alam yang besar, sehingga harga bahan baku dapat diperoleh dengan mudah dan murah. Disamping itu, perlu diciptakan sistem distribusi bahan baku tanah liat yang efisien untuk menekan biaya bahan baku.

Menciptakan tingkat suku bunga komersial yang dapat dijangkau UKM untuk kepentingan pembiayaan dalam waktu yang singkat untuk memenuhi order dan realisasi kebijakan kredit ekspor dan kredit murah baik itu komersial maupun dari pemerintah secepatnya dilakukan dengan mekanisme yang lebih sederhana dan sasaran yang luas dan tepat, khususnya untuk pengembangan UKM yang berada di daerah masing-masing.

Pembinaan UKM terhadap manajemen UKM-UKM yang tradisional atau manajemen keluarga lebih ditingkatkan agar dapat menangkap peluang ekspor dengan cakupan yang luas.

Permasalahan

Pergeseran komposisi produksi nasional tersebut ditandai dengan penurunan secara drastis hingga terhentinya kegiatan produksi barang dan jasa yang banyak menggunakan bahan baku/bahan penolong/suku cadang asal impor. Padahal industri semacam ini mempunyai peranan yang cukup besar dalam perekonomian Indonesia selama ini. Sebagian besar komoditi ekspor andalan seperti Tekstil dan Produk Tekstil, Elektronik, dan Alas Kaki yang sangat tergantung pada bahan baku/bahan penolong asal impor dan merupakan lapangan kerja yang selama ini diandalkan untuk menekan tingkat pengangguran. Kegiatan angkutan darat, laut dan udara yang merupakan tulang punggung sistem distribusi juga sangat tergantung pada suku cadang asal impor, sehingga kelangsungan penyediaan jasanya sangat terpukul oleh anjloknya nilai tukar rupiah terhadap US$. Secara keseluruhan hal ini telah mengakibatkan pengurangan suplai barang dan jasa yang menyeluruh (pergeseran agregat suplai ke arah kiri atas), yang menimbulkan tekanan inflasi (cost push inflation) dan pemutusan hubungan tenaga kerja yang meluas sebagai akibat penurunan produksi nasional.

Aspek kedua yang menunjukkan adanya tekanan perubahan komposisi produk nasional adalah (i) meningkatnya volume ekspor hasil pertanian (terutama hasil perkebunan dan perikanan), hasil hutan dan hasil tambang yang didorong oleh meningkatnya permintaan luar negeri karena penurunan harga relatifnya dan (ii) meningkatnya kebutuhan dalam negeri terhadap produk dalam negeri untuk menggantikan barang-barang impor yang harganya melonjak tajam. Meskipun kemampuan UKM (khususnya yang berorientasi ekspor atau substitusi impor) bertahan dalam masa krisis dan menjadi sumber perolehan devisa telah dibuktikan oleh beberapa studi (penelitian), tetapi dalam kenyataannya baik UKM Produsen Eksportir (PE) maupun UKM Indirect Eksportir (IE) masih menghadapi sejumlah kendala dalam melakukan ekspor. Kendala yang dihadapi dapat bersumber dari faktor internal UKM, maupun dari faktor eksternal, termasuk kebijakan pemerintah (government policy).

Berdasarkan paparan di atas, maka ada tiga permasalahan dapat dijabarkan sebagai berikut: (i) bagaimana gambaran dari kegiatan ekspor yang dilaksanakan oleh UKM PE dan UKM IE, (ii) aspek-aspek apa saja yang terkandung dalam gambaran kegiatan tersebut, misalnya komoditi yang dominan, negara tujuan ekspor, sistem pembayaran yang diterima dan lain sebagainya, dan (iii) faktor-faktor apa saja yang menjadi permasalahan bagi UKM PE dan UKM IE dalam melakukan kegiatan ekspor.

Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dari studi ini adalah: (i) menyusun profil UKM berorientasi ekspor dalam kaitannya dengan aspek orientasi pasar, kelembagaan pemasaran, sentra produksi produk UKM dan sistim pembayaran produk, (ii) mengidentifikasi persoalan internal dan eksternal yang dihadapi UKM PE dan UKM IE dalam melakukan ekspor, dan (iii) merumuskan bentuk kebijakan pemerintah yang dapat membantu UKM PE dan UKM IE melakukan ekspor.

Metodologi

Secara umum, faktor-faktor penghambat bagi UKM PE dan UKM IE dalam melakukan ekspor pada saat krisis dipengaruhi oleh faktor internal antara lain : (i) manajemen, (ii) kurangnya likuiditas (tambahan modal), dan (iii) naiknya upah dan faktor eksternal yaitu : (i) melemahnya nilai tukar rupiah, naiknya suku bunga perbankan yang mengakibatkan kenaikan biaya modal dan ketatnya likuiditas ekonomi, (iii) kurangnya akses informasi pasar di dalam dan luar negeri yang diberikan oleh pemerintah, (iv) turunnya daya beli masyarakat akibat menurunnya pendapatan riil masyarakat, (v) kenaikan harga-harga bahan baku, (vi) menurunnya permintaan pasar, (vii) kurangnya dukungan kebijakan pemerintah terhadap UKM yang berorientasi ekspor, (viii) tingginya pungutan, dan (ix) rendahnya koordinasi antar departemen yang terkait terhadap UKM-UKM yang melakukan ekspor.

Berkaitan dengan faktor-faktor yang menghambat kinerja ekspor UKM PE dan UKM IE, studi ini mencoba memfokuskan pada identifikasi permasalahan yang dihadapi UKM dalam melakukan ekspor, khususnya di subsektor industri Aneka Kerajinan (handicraft) pada industri keramik. Secara sederhana dapat digambarkan pada diagram sebab akibat yang sering disebut diagram tulang ikan (fishbone diagram).

Berdasarkan gambar 1, terlihat bahwa kinerja ekspor pada UKM PE dan UKM IE dipengaruhi oleh dua faktor penghambat yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang cukup mempengaruhi kinerja ekspor UKM antara lain: (i) manajemen yang bersifat tradisional atau manajemen keluarga, (ii) likuiditas atau modal kerja yang cenderung menurun akibat krisis ekonomi, dan (iii) upah tenaga kerja yang didominasi adanya kenaikan inflasi dan kenaikan harga-harga kebutuhan pokok. Di sisi lain, faktor eksternal yang sangat mempengaruhi kinerja ekspor UKM adalah:

(i) kenaikan suku bunga perbankan yang cukup tinggi mengakibatkan kelangkaan modal tambahan untuk memproduksi barang, (ii) kenaikan harga baku lebih dipengaruhi adanya sebagian bahan baku terutama dalam finishing masih diimpor, (iii) kurangnya informasi pasar baik itu negara-negara yang menjadi orientasi pasar produk UKM maupun disain produk yang belum mengikuti keinginan pasar (up to date), dan (iv) kurangnya dukungan Pemda dan rendahnya koordinasi antar instansi terkait dalam melakukan pembinaan UKM setempat.

Seperti yang telah dikemukakan di atas, semakin tinggi atau semakin besar hambatan-hambatan yang dihadapi UKM PE dan UKM IE akan semakin rendah produk yang dihasilkan baik dalam kuantitas maupun dalam kualitasnya yang pada gilirannya akan mempengaruhi kinerja ekspor yang berasal dari UKM.

Temuan

Naiknya biaya produksi lebih dipengaruhi posisi supplier yang begitu kuat untuk menekan harga. Faktor-faktor yang menyebabkan adalah produk yang dihasilkan rata-rata bertujuan ekspor. Faktor lainnya yang terjadi di industri keramik adalah bahan baku (tanah liat) yang digunakan lebih banyak menggunakan tanah liat dari Godean yang memiliki kualitas lebih baik dibandingkan Kasongan. Disamping itu, ketersedian bahan baku di wilayah Kabupaten Bantul semakin terbatas. Naiknya upah tenaga kerja dan bahan penolong pada saat krisis turut mempengaruhi biaya produksi.

Selama krisis, hasil penjualan yang diperoleh UKM IE di sentra industri Kasongan berbentuk mata uang rupiah. Kondisi ini, hanya menguntungkan pengusaha-pengusaha asing yang datang langsung ke lokasi dalam melakukan transaksi. Penerimaan dalam mata uang rupiah terkait pada keuntungan atau laba kotor yang diperoleh UKM IE lebih kecil dibandingkan penerimaan dalam bentuk mata uang asing (dollar AS).

Sumber pembiayaan yang dilakukan oleh UKM PE dan IE lebih banyak diperoleh dari pembiayaan sendiri dan down payment pemberi order. Sedangkan penggunaan jasa perbankan hanya untuk transaksi jasa ekspor untuk pembayaran barang yang telah dikirim melalui LC. Rendahnya penggunaan jasa perbankan sebagai sumber pembiayaan atau permodalan, disebabkan beratnya persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi UKM, prosedur pinjaman kredit yang cukup lama dan tingginya suku bunga yang diterapkan. Disamping itu, pembiayaan melalui kredit ekspor dan kredit murah yang diberikan pemerintah masih sulit diperoleh UKM PE dan IE.

Manajemen yang diterapkan UKM IE masih banyak yang bersifat tradisional. Hal ini sangat mempengaruhi pengelolaan dan perkembangan UKM IE cukup lambat, baik dalam pembuatan disain produk maupun orientasi penjualan yang hampir sama dari tahun ke tahun. Dari delapan responden yang diwawancarai hanya dua UKM IE yang telah berubah menjadi manajemen profesional. Disamping itu, pemerintah daerah melalui Kantor Dinas koperasi dan Depperindag sebagai pembina UKM setempat belum dapat membantu manajemen UKM IE untuk lebih maju dalam kompetisi pasar.


Nama : Dwi Cahyo Sabowo

Kelas : 3DD01

NPM : 30208397


Rabu, 03 November 2010

TAKTIK KHUSUS DALAM PENETAPAN HARGA

BEBERAPA TAKTIK KHUSUS DALAM PENETAPAN HARGA

Untuk tujuan jangka pendek, banyak pemasar menetapkan taktik khusus yang di arahkan pada upaya menarik banyak pelanggan dalam waktu singkat. Taktik semacam ini di maksudkan untuk mendukung strategi yang telah di tetapkan sebelumnya. Beberapa taktik dalam penetapan harga yang umum di jumpai antara lain:

* Penetapan harga ganjil

Harga ganjil ( odd pricing ) di pergunakan oleh pemasar yang beranggapan bahwa konsumen akan lebih tertarik untuk membeli apabila harga jual yang di tetapkan adalah merupakan bilangan ganjil. Lebih dari itu, cara semacam ini juga dapat di pergunakan untuk memberi kesan khusus atas harga jual yang ada. Jadi, misalnya perusahaan menetapkan harga jual untuk dterjen Rp.2995,00 per kilogram. Dengan anka semacam itu konsumen akan cendrung menganggap harga jual sebesar Rp.2900,00 walaupun toh pembeli sebenarnya harus mengeluarkan uang sejumlah Rp.3000,00. dengan demikian, konsumen akan memperoleh gambaran yang lebih murah atas produk perusahaan. Taktik harga ganjil akan efektif di terapkan apabilakonsumen memang sensitive terhadap harga. Untuk kelompok konsumen yang tidak peka terhadap harga, penetapan harga ganjil justru akan memberi kesan bahwa harga yang di jual mempunyai kualitas rendah.oleh karena itu, penetapan harga ganjil seringkali juga di kenal dengan penetapan harga psikologi ( psychological pricing ).

Analisis : Cara seperti ini banyak di pergunakan oleh usaha yang baru di buka oleh perusahaan supaya mendapatkan pelnggan. Seperti contoh : alfamart , indomart

* Penetapan harga atau diskon

Banyak pemasar menetapakan harga jual dengan memberikan potongan khusus atas produk. Tiga bentuk potongan harga yang sering di pergunakan adalah : pertama, potongan harga yang di berikan kepada para pedagang perantara atau distributor yang telah membantu memasarkan produk perusahaan. Potongan semacam ini di sebut juga functional discount. Kedua, potongan khusus di berikan kepada konsumen yang membeli dalam jumlah tertentu atau di sebut quantity discount. Bentuk ketiga di berikan apabila konsumen membeli dalam jumlah tertentu dan membayar kontan atau pada waktu spesifik yang telah di tentukan atau di sebut cash discount. Misalnya, 2/10, n 30. artinya, apabila konsumen membeli produk dan membayar dalam jangak waktu 10 hari akan mendapatkan potongan sebesar 2%, sedangkan konsumen tersebut harus membayar dalam jangka waktu maksimum 30 hari setelah pembelian.

Analisi : Cara seperti ini banyak di pergunakan oleh perusahaan yang lumayan besar, Contoh : usaha mebel

* Penetapan harga promosi

Strategi promosi penjualan uumnya di lakukan perusahaan untuk memperoleh target penjualan dalam waktu yang singka. Bentuk harga di lakukan dengan cara misalnya menawarkan kupon undian dan voucher.

Dwi Cahyo Sabowo

30208397/3DD01

Selasa, 02 November 2010

Menentukan Anggaran dan Bauran Promosi.

Menentukan Anggaran dan Bauran Promosi.

Penentuan Anggaran Promosi

Dalam pertimbangkan variabel promosi yang akan di pergunakan dalam perusahaan, kadangkala anggapan yang di pergunakan adalah bahwa dana promosi telah ada. Dalam kenyataannya, penentuan anggaran promosi justru di lakukan sebelum pemilihan bauran promosi.

Idealnya, anggarn promosi di tentukan dengan cara menghitung marginal revenue yang di peroleh dari tambahan setiap unit uang yang di keluarkan dalam bauran promosi. Selama marginal revenue yang di peroleh lebih besar dari marginal cost untuk promosi, maka penambahan dana promosi masih dapat di benarkan. Masalah utama dalam penerapan metode ini adalah pada penentuan marginal revenue itu sendiri. Perusahaan sangat jarang atau bahkan sulit mengetahui berapa banyak revenue yang di peroleh dari setiap tambhan dana yang di keluarkan untuk promosi. Oleh karena keterbatasan pada metode optimal ini maka perusahaan menggunakan alternatif lain yaitu.

* Objective-task method

Penggunaan metode ini memerlukan serangkaian langkah yaitu : penentuan tujuan promosi, menentukan strategi atau bahkan gugus tugas yang di butuhkan untuk mencapai tujuan itu, dan menentukan jumlah pengeluarlan yang di butuhkan dalam implementasi strategi. Untuk melakukan justifikasi atas anggaran yang di tetapkan, manajer pemasaran harus menggunakan asumsi tertentu yang mampu menjelaskan tentang tujuan dan mengapa hal itu di lakukan.

* Metode Presentase Penjualan

Satu cara yang dapat di tempuh dalam mengestimasi besarnya anggaran promosi adalah dengan menentukan presentase tertentu penjualan periode yang lalu atau perkiraan penjualan tahun yang datang. Metode presentase penjualan ini banyak di pergunakan karena beberapa alasan. Pertama, adalah sederhana dan mudah untuk di lakukan. Kedua, pengeluaran promosi akan bervariasi di antara berbagai merk produk. Ketiga, dengan menggunakan metode ini maka pengeluaran untuk promosi dapat di perkirakan sebelumnya.

Namun demikian, beberapa kelemahan mendasar yang melekat dalam metode presentase penjualan sebagai dasar penetapan anggaran promosi adalah :

· Sangat tidak logis mengkaitkan secara langsung prakiraan pengeluaran dengan data masa lalu. Ini berarti bahwa penjualan menentukan bauran promosi, demikian pula sebaliknya. Dengan kata lain, apabila penjualan masa lalu adalah nol maka perusahaan tudak perlu mengaggarkan sejumlah dana untuk promosi

· Penjualan tidak secara langsung menncerminkan profitabilitas. Produk dengan marjin keuntungan kecil kadangkala menghasilkan volume penjualan tinggi.

· Kalau anggaran di tetapkan berdasarkan prakiraan penjualan, ada kecendrungan manajer pemasaran menaikan angka prakiraan penjualan untuk menjamin bahwa tersediaanya dana promosi produk.

* Competitive parity

Bentuk pendekatan lain yang dapat juga di pergunakan untuk menetapkan anggaran promosi adalah dengan mengimbangi anggarn pesaing. Metode ini di lakukan dengan cara menentukan anggaran promosi dari presentase penjualan dua atau tiga perusahaan pesaing. Walaupun cara seperti itu menunjukan pemikiran dalam menghadapi pesaing, tetapi tidak ada jaminan bahwa perusahaan akan memperoleh gambaran yang akurat tentang pesaing. Sangat mungki terjadi, dengan mengunakan presentase penjualan industri, perusahaan akan menggunakan kesalahan para pesaing sebagai dasar penentuan anggaran promosi perusahaan.

* Metode arbitary

Banyak perusahaan tidak menggunakan proses perencanaan formal dalam menentukan besarnya anggaran promosi. Anggapan yang di anut adalah bahwa tidak ada kaitannya antara volume besarnya dana untuk promosi. Oleh karena itu, dasar yang di pergunakan untuk menentukan anggarn proosi adalah pada kemampuan perusahaan untuk menyediakan dana. Kelemahan cara macam ini adalah bahwa perusahaan tidak bisa mengkaitkan promosi dengan penjualan, yang berarti sulit untuk menilai kinerja bagian penjualan. Ketetapan justifikasi yang di lakukan manajer akan sangat menentukan keberhasilan promosi.

PERENCANAAN PROMOSI

Perencanaan promosi pada dasranya adalah merupakan bagian dari perencanaan pemasar secara menyeluruh. Hanya saja, aktivitas yang di lakukan menganut serangkaian langkah mendasar sebagai berikut :

* Menetapkan tujuan promosi

· Mendorong kesadaran konsumen atas merk produk

· Memberikan informasi atas produk

· Memberikan dorongan kepada konsumen pasca pembelian

* Menetapkan target audience

* Mengembangkan cara yang akan di tempuh untuk mendekati audience

· Mengunakan iklan di mass media

· Menungkatkan upaya penjualan langsung

· Meningkatkan aktivitas promosi penjualan

* Menyusun formulasi strategi promosi untuk mancapai tujuan.

Sebagai contoh, apabila tujuan promosi adalah untuk mendorong kesadaran konsumen terhadap merk produk, maka strategi yang di tempuh adalah dengan melakukan pengiklanan secara agresif

* Menentukan alokasi dana promosi pada masing – masing variabel bauran promosi yang di pergunakan

* Mengevaluasi efektifitas kegiatan promosi dan melakukan penyesuaian tujuan dan strategi bila di anggap baru.

Menentukan Bauran Promosi.

Perusahaan harus membagi seluruh anggaran promosi diantara sarana promosi utama : pengiklanan,personal selling,promosi penjualan dan hubungan masyarakat (public relations).Perusahaan harus memadukan sarana promosi dengan cermat dalam bauran promosi yang terpadu.Perusahaan dalam industri yang sama sangat berbeda dalam desain bauran promosi.

· Pengiklanan :

Adalah Setiap bentuk presentasi yang dikemukakan secara tidak langsung (tanpa personil) dan promosi ide,barang,atau jasa yang dilakukan oleh sponsor tertentu.

· Personal selling :

Presentasi langsung yang dilakukan oleh personil wiraniaga perusahaan dengan tujuan menjual dan menjalin hubungan dengan konsumen.

· Promosi Penjualan : Motivasi jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa.

· Hubungan Masyarakat : Membangun hubungan baik dengan berbagai publik perusahaan dengan tujuan mendapatkan publisitas yang luas,membangun citra positif perusahaan,dan mengatasi gosip,laporan,serta berbagai event yang dapat merugikan perusahaan.

Beberapa Faktor Penentu Bauran Promosi

1.1. Jenis produk/pasar.

Arti perbedaan sarana promosi bervariasi diantara pasar konsumen dan pasar perusahaan.Perushaan barang konsumen pada umumnya lebih banyak membiayai periklanan,diikuti dengan promosi penjualan,personal selling, dan kemudian publik relations.Sebaliknya, pada perusahaan barang industri pembiayaan diutamakan pada personal selling, dikuti dengan promosi penjualan,periklanan,dan publik relations.

1.2. Strategi mendorong vs strategi menarik.

Strategi mendorong (PUSH STRATEGI) adalah strategi yang memerlukan pemanfaatan tenaga penjualan dan promosi perdagangan untuk mendorong produksi melaluianggota saluran distribusi kearah konsumen akhir.Sedangkan strategi menarik (PUSH STRATEGI) digunakan oleh produsen untuk mngarahkan aktivitas pemasarannya (terutama periklanan dan promosi konsumen) kearah pengguna produk atau jasa untuk memotivasi mereka agar membeli produk.

1.3. Tingkat kesiapan konsumen.

Hasil penerapan sarana promosi berbeda-beda untuk meningkatkan tngkat kesiapan konsumen yang bervariasi.Periklanan , bersama dengan public relations,sangat berpoeran dalam tahap kesadaran dan pengetahuan ,lebih penting daripada yang dicapai melalui kunjungan yang dilakukan oleh wiraniaga.

1.4. Tahapan Daur Hidup Produk.

Hasil aplikasi sarana promosi yang berbeda juga bervariasi dengan daur hidup produk.Pada tahap pengenalan ,periklanan dan public relations sesuai untuk menumbuhkan kepercayaan dan promosi penjualan bermanfaat dalam percobaan promosi awal.

Analisis : menetukan anggaran dan bauran promosi dapat di gunakan oleh usaha kecil maupun besar, baik usaha yang sudah yang sudah berjalan maupun usaha yang baru akan berjalan. Karena di dalam membuka suatu usaha di perlukan suatu anggaran dan promosi supaya usaha tersebut dapat berjalan sesuai dengan apa yang telah di rencanakan.

Dwi Cahyo Sabowo

30208397

3dd01

Buku Manajemen Pemasaran, Hargo Utomo, Penerbit Gunadarma